Desa Les terletak di antara Desa Tejakula dan Desa Penuktukan. Mengenai asal usul
nama “Les” sendiri, nama “Les” berasal dari kata mekiles yaitu pergi dari suatu tempat
ke tempat lain sambil bersembunyi. Wilayah Desa Les sebagian ada di Bukit Tejakula dan terletak kurang lebih 1
Km dari jalan Singaraja-Amlapura ke selatan. Rumah-rumah penduduk
tertata layaknya rumah-rumah bergaya klasik Singaraja
Air Terjun Desa Les terletak di belakang desa tepatnya di lereng bukit Tejakula. Perjalanan dari pusat desa kurang lebih 15 menit ke selatan melalui jalan setapak penduduk setempat yang masih berupa tanah dan selebar 1,5 meter. Di sisi-sisi jalan terdapat banyak pepohonan dan juga selokan dimana air dari air terjun Desa Les mengalir ke desa. Setelah 3 menit perjalanan akan ditemui sebuah bendungan yang tidak beroperasi lagi dan sebuah pelinggih. Di depannya bisa digunakan sebagai parkir motor. Jika Anda lebih suka tracking untuk menuju air terjun sambil melihat pemandangan bukit dan lereng Tejakula beserta vegetasi alamnya, di sepanjang jalan terdapat kebun kebun milik masyarakat lokal, medan yang ditempuh cukup berat dan menanjak, menaiki bukit menuju ketinggian kurang lebih 20-25 meter di atas permukaan laut. Air terjun ini dikelilingi oleh bukit Tejakula.
Air Terjun Desa Les terletak di belakang desa tepatnya di lereng bukit Tejakula. Perjalanan dari pusat desa kurang lebih 15 menit ke selatan melalui jalan setapak penduduk setempat yang masih berupa tanah dan selebar 1,5 meter. Di sisi-sisi jalan terdapat banyak pepohonan dan juga selokan dimana air dari air terjun Desa Les mengalir ke desa. Setelah 3 menit perjalanan akan ditemui sebuah bendungan yang tidak beroperasi lagi dan sebuah pelinggih. Di depannya bisa digunakan sebagai parkir motor. Jika Anda lebih suka tracking untuk menuju air terjun sambil melihat pemandangan bukit dan lereng Tejakula beserta vegetasi alamnya, di sepanjang jalan terdapat kebun kebun milik masyarakat lokal, medan yang ditempuh cukup berat dan menanjak, menaiki bukit menuju ketinggian kurang lebih 20-25 meter di atas permukaan laut. Air terjun ini dikelilingi oleh bukit Tejakula.
Hawa menjadi semakin sejuk ketika mendekati air terjun. Di
depan air terjun tersebut terdapat Pura yang dibuat sangat orisinil agar
terkesan alami dan menyatu dengan keadaan alam di sekitarnya. Batu-batu besar juga
menghiasi lingkup air terjun tersebut. Airnya berwarna bening dan rasanya tawar.
Masyarakat lokal memanfaatkan airnya melalui pipa-pipa untuk mengairi kebun,
memasak dan juga untuk keperluan MCK.
Tempat ini berpotensi sebagai Destinasi Pariwisata karena
penduduk lokal masih menjaga keaslian lingkungan tersebut.Selain itu, tempat ini
mengandung kriteria Sapta Pesona :
1. Keamanan
Setiap Destinasi wisata pasti menuntut keamanan agar
dapat memberikan kepercayaan terhadap pengunjungnya karena yang dipikirkan pengunjung
umumnya adalah keamanan lokasi wisata. Sebagai contoh disana terdapat petugas keamanan
yang menjaga keamanan kendaraan yang
diparkirkan oleh wisatawan selama mereka berwisata.
2. Ketertiban
Ketertiban merupakan aturan-aturan yang di tetapkan yang
bertujuan untuk menjaga keaslian dan kealamian tempat wisata tersebut. Contohnya disana terdapat tempat sampah yang disediakan
untuk pengunjung agar tidak membuang sampahnya sembarangan dan juga terdapat aturan-aturan
seperti dilarang membuang sampah sembarangan.
3. Kebersihan
Kebersihan suatu objek wisata sangat menentukan minat pengunjung
karena menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan
kepariwisataan mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan. Contohnya
disana masih terjaga kebersihannya karena masih ada kesadaran dari warga itu
sendiri dan wisatawan yang berkunjung untuk tidak mengotori objek wisata yang
ada disana.
4. Keindahan
Bicara tentang keindahan tentunya dalam kegiatan
kepariwisataan menciptakan lingkungan yang indah dan menawarkan suasana yang
menarik bagi wisatawan., seperti menjaga daya tarik wisata dalam tatanan yang
harmoni dan alami. Contohnya di sekitar Air Terjun di Desa
Les tersebut terdapat pemandangan alam yang begitu indah dan asri.
5. Kesejukan
Dalam kegiatan kepariwisataan menciptakan lingkungan yang mampu
menawarkan suasana yang nyaman dan rasa ”betah” bagi wisatawan, dapat membuat atau mendorong keinginan wisatawan untuk
tinggal atau kunjungan lebih lama. Contohnya udara yang terdapat disana masih
bersih dan bebas polusi, disana juga terdapat pepohonan yang rimbun dan masih
hijau sehingga wisatawan menjadi betah berlama-lama disana.
6.
Keramah-tamahan
Mampu
menawarkan suasana yang akrab, bersahabat serta seperti di ”rumah sendiri” bagi
wisatawan, dapat mendorong
minat wisatawan untuk melakukan kunjungan
ulang dan promosi yang positif bagi prospek pasar yang lebih luas. Contohnya warga di sekitar Air Terjun di Desa Les
tersebut sebagai tuan rumah sangat ramah, sopan santun, dan mau berbagi
informasi menarik mengenai objek wisata disana serta kondisi di sekitarnya kepada
para wisatawan yang berkunjung.
7.
Kenangan
Menciptakan memori yang berkesan bagi wisatawan,
membuat pengalaman perjalanan atau kunjungan wisata yang dilakukan dapat terus
membekas dalam benak wisatawan. Misalnya
di sana para wisatawan dapat mengabadikan momen indah dan menyenangkannya saat
berkunjung dengan berfoto di sekitar Air Terjun di Desa Les tersebut.
Dalam melakukan aktivitas wisatanya, terdapat 4 tujuan
yang hendak dicapai atau didapatkan oleh wisatawan sesaat maupun setelah
mengunjungi Air Terjun di Desa Les tersebut antara lain sebagai berikut :
·
Something to see
adalah di daerah
tujuan wisata terdapat daya tarik khusus disamping atraksi wisata yang
menjadi interestnya. Saat mengunjungi Air Terjun di Desa Les
tersebut wisatawan disuguhi pemandangan alam yang begitu indahnya baik di air
terjun itu sendiri maupun di sekitar lereng bukit Tejakula.
·
Something to do
adalah bahwa
selain banyak yang dapat disaksikan, harus terdapat fasilitas rekreasi yang
membuat wisatawan betah tinggal di objek itu. Di air terjun ini, wisatawan dapat mengabadikan momen
lewat foto atau video serta merasakan dinginnya air yang mengalir atau ingin
mandi. Meskipun di tempat ini belum disediakan tempat ganti pakaian, wisatawan
masih bisa berganti pakaian di balik bebatuan besar yang ada di sekitar air
terjun ini.
·
Something to buy
adalah bahwa di
tempat wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja souvenir atau hasil
kerajinan untuk oleh-oleh. Setelah puas mengunjungi Air Terjun di Desa Les para
wisatawan dapat membeli oleh-oleh khas daerah disana yang disediakan di toko
cinderamata di sekitar objek wisata.
·
Something
to taste
adalah
bahwa di tempat wisata yang dikunjungi tersebut juga terdapat berbagai makanan
dan minuman khas daerah tersebut. Tren wisata saat ini sangat beragam, bahkan
kini telah tersedia industri wisata kuliner yakni industri wisata yang
mengandalkan makanan khas daerah sebagai objek wisata yang dapat dinikmati.
Kabupaten Buleleng memiliki makanan khas seperti siobak dan blayag. Siobak
adalah daging babi yang direbus kemudian dipotong-potong dan dilumuri saus yang
terbuat dari tepung kanji, kecap, rempah-rempah dan bumbu. Saus ini terlihat
seperti saus pada lumpia namun berbeda rasanya. Blayag terlihat seperti tipat
pada umumnya, namun warna blayag adalah kuning karena menggunakan kuah opor
ayam.
Suatu
tempat yang memiliki potensi wisata harus didukung dengan komponen daerah
tujuan wisata yang disebut dengan 4A yaitu attraction, access, amenities, dan
ancillary. Keempat hal ini sangat menunjang kelangsungan objek wisata menjadi
suatu tempat tujuan. Seperti halnya di Desa Les, keempat komponen ini menjadi
masalah/kendala yang ada sehingga air terjun Desa Les belum bisa menjadi
destinasi wisata. Berikut akan dijabarkan masalah/kendala yang ada berdasarkan
komponen daerah tujuan wisata :
1. Attraction
(atraksi wisata)
Meskipun air terjun ini memiliki potensi
wisata yang sangat baik, atraksi wisata lain juga perlu tersedia agar
pengunjung yang datang ke Desa Les tidak cepat bosan. Pengunjung tidak mungkin
akan menghabiskan waktu di sekitar air terjun Desa Les, dan hal ini merupakan
masalah/kendala di Desa Les saat ini yaitu belum tersedianya atraksi wisata
lain sebagai penunjang minat wisatawan.
2. Access
(akses ke tempat tujuan)
Desa Les
terletak sekitar 80 kilometer dari pusat kota Denpasar.
Perjalanan yang ditempuh sekitar 2-3 jam dengan sepeda motor atau mobil dan tergantung
pada situasi dan kondisi perjalanan. Jauhnya lokasi wisata
ini menjadi faktor umum penghambat minat wisatawan untuk datang ke tempat
tujuan. Ditambah lagi dengan jalan menuju lokasi air terjun dari pemukiman
warga desa yang masih berupa jalan setapak tanah dan ditempuh sekitar 10-15
menit pendakian ke ketinggian sekitar 20-25 meter. Pengunjung tentu ingin
mendapatkan akses yang mudah dan ini merupakan sesuatu yang masih menjadi
kendala.
3. Amenities
Fasilitas utama
yang berkaitan dengan potensi air terjun ini adalah tempat untuk berganti
pakaian dan mandi (toilet). Saat ini belum tersedia fasilitas ini di air terjun Desa Les. Warga lokal yang datang ke
tempat ini biasa mengganti pakaiannya di balik semak-semak atau di balik bebatuan besar yang ada di
sekitar tempat ini. Ketidaktersediaannya fasilitas ini dapat mengurangi minat kunjungan wisatawan.
4. Ancillary
Fasilitas
penunjang juga diperlukan untuk memenuhi permintaan dan harapan pengunjung
untuk datang ke suatu tempat wisata. Contohnya seperti villa yang dapat
digunakan untuk beristirahat, rumah makan untuk memenuhi kebutuhan makan dan
minum, serta toko souvenir untuk menyediakan oleh-oleh khas daerah tujuan
wisata. Namun di Desa Les masih belum menyediakan ketiga fasilitas penunjang
tersebut sehingga menyebabkan wisatawan enggan untuk berkunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar